Sekolah.web.id – Para ilmuwan telah lama mengamati tata surya yang kompleks di alam semesta, dengan objek-objek yang saling mengorbit satu sama lain dalam tarian gravitasi yang rumit. Namun, jika kita melangkah ke skala yang lebih besar, pertanyaan muncul: apakah galaksi, seperti Bima Sakti, juga mengalami fenomena orbit?
Untuk menjawab pertanyaan ini, kita perlu memahami prinsip dasar orbit. Bayangkan dua objek yang saling mengorbit. Kedua objek ini saling menarik satu sama lain dengan gaya gravitasi, menjaga mereka terikat dalam orbit.
Pusat massa dari kedua objek ini berada di suatu titik di antara keduanya. Namun, ketika salah satu objek jauh lebih besar daripada yang lain, pusat massa akhirnya terletak di dalam objek yang lebih besar tersebut. Inilah yang terjadi dalam tata surya kita, di mana Bumi menjadi pusat massa yang lebih besar daripada Bulan, yang mengorbitnya dalam lintasan melingkar.
Namun, ketika kita memperbesar skala ke galaksi, situasinya menjadi lebih rumit. Galaksi, seperti Bima Sakti, adalah bagian dari kumpulan galaksi yang membentuk struktur kosmos yang lebih besar. Dalam kumpulan ini, Bima Sakti dan galaksi lain saling terikat oleh gaya gravitasi. Bima Sakti, bersama dengan galaksi terdekatnya, Andromeda, membentuk sebuah sistem yang menarik.
Menurut Sangmo Tony Sohn, seorang astronom di Space Telescope Science Institute, Maryland, pusat massa dari Bima Sakti dan Andromeda terletak di antara keduanya. Karena massa keduanya sebanding, keduanya saling mengorbit satu sama lain. Namun, orbit mereka tidaklah berbentuk lingkaran atau elips seperti orbit planet mengelilingi matahari. Sebaliknya, orbit Bima Sakti dan Andromeda sebagian besar bersifat radial.
Chris Mihos, seorang astronom di Case Western Reserve University, Ohio, menjelaskan bahwa orbit radial ini terjadi karena gravitasi kedua galaksi saling tarik-menarik. Mereka bergerak lurus menuju satu sama lain, yang menghasilkan orbit yang sebagian besar bersifat radial. Namun, akibat dari orbit ini adalah bahwa Bima Sakti dan Andromeda pada akhirnya akan bertabrakan.
Peristiwa tabrakan besar ini diproyeksikan akan terjadi sekitar 4,5 miliar tahun ke depan. Meskipun bintang-bintang dalam kedua galaksi kemungkinan besar tidak akan bertabrakan satu sama lain karena jarak yang sangat jauh di antara mereka, interaksi gravitasi antara kedua galaksi akan cukup kuat untuk menyebabkan mereka bergabung menjadi satu. Ini dapat menghasilkan galaksi elips yang berbeda dari struktur spiral yang kita kenal dari Bima Sakti dan Andromeda.
Penggabungan ini juga berpotensi menciptakan bintang-bintang baru dengan memanaskan gas di sepanjang lengan spiral masing-masing galaksi. Ini adalah proses alamiah dalam evolusi galaksi, yang memperkaya kosmos dengan variasi dan kehidupan baru.
Sebagai contoh dari kompleksitas alam semesta yang kita kenali, fenomena orbit galaksi seperti yang terjadi antara Bima Sakti dan Andromeda memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang dinamika kosmos yang terus berubah. Dalam jangka waktu yang sangat besar, fenomena ini adalah bagian dari evolusi alam semesta yang terus berlangsung.